dan bila sudi, dan kalo ngga ada kerjaan silahkan di baca cerpen nya, dan di komentari ya, terimakasih..
BISMILLAH, semoga bemanfaat..
Jawaban
Di suatu hari, Didi
dan ibu nya berada di sebuah rumah sakit yang terletak di kota tempat ia
tinggal, pada saat itu Didi dan ibu nya sedang menunggu giliran untuk
memerikasakan kondisi kesehatan didi yang mulai membaik, dan saat itu lewatlah sebuah
kasur dorong yang berada di rumah sakit tersebut dengan seorang yang sudah
tergeletak di atas nya dan di tutupi dengan selembar kain putih, tampak juga
orang yang mengiringi dengan wajah haru dan isak tangis yang amat dalam , saat
itu salah seorang dari mereka menelfon kerabat nya untuk memberitahukan telah
meninggal nya saudara mereka.
Pada saat itu Ibu
Didi segera mengucapkan lafas inalilahi wainaillahi rojiun dan di ikuti oleh
Didi dengan terbata bata, ia mengatakan
lafas itu dengan terbata bata maklum karna ia masih ber umur 6 tahun, setelah
kasur dorong tersebut lewat Didi segera bertanya pada Ibu nya,
Didi : Ma, apakah meninggal itu?”
Mama : meninggal ialah pergi nya seseorang
dari kehidupan di dunia, ia akan meninggalkan semua urusan dan orang-orang yang
ada di dunia ini, dan ia akan melanjutkan urusan nya di akhirat yang akan di
atur oleh Allah”
Didi: apa itu sama dengan mati?”
Mama:ia nak, hanya kata mati ber arti kata
yang lebih luas, begitu”
Didi: apa suatu saat aku dan Mama juga akan mati?”
Mama:(tersenyum mendengar kata kata anak nya
yang polos) tentu nak , semua orang akan mati, karna tak ada yang kekal di
dunia ini”
Didi: bila Didi mati dan Mama juga mati apakah
kita bisa bertemu?”
Mama: tentu nak, apabila kamu selalu bersikap
baik, InsyaAllah kita akan bertemu di surga”
Didi pun tersenyum
memandang ibu nya, ibu pun mengelus kepala Didi dengan kasih sayang, dalam hati
ia bersyukur karna mempunyai anak sebaik dan sepintar Didi, dalam lamunan itu
tiba tiba ibu Didi terkejut mendengar suara seorang suster memanggil no urutan 4, yaitu
urutan no Didi, segera saja ibu dan Didi masuk ke ruang dokter, Didi anak yang
pintar , iya tidak pernah menangis bila di bawa ke rumah sakit, ia tidak takut
bila terkadang harus di suntik, karna ia sudah biasa dengan kondisi ini , Didi
mengidap penyakit leukimia yaitu kanker darah , sejak berusia 4 tahun ia di fonis dokter mengidap penyakit leukimia, walaupn penyakit
nya itu tergolong sangat ganas tapi Didi tidak terlalu mengetahui nya, ia juga
pernah bertanya kepada ibu nya tentang penyakit nya ini sewakru ia berumur 5 tahun..
Didi: Ma, apakah semua anak mengalami hal yang
sama sepertiku?”
Mama : (ibu hanya mengangguk dengan sedih)
Didi: berarti Mama dan Papa pernah mengalami
hal yang sama sepertiku?
Mama: (kembali mengangguk, dan meneteskan air
mata)”
Didi: mengapa Mama menangis? Suatu saat pasti
aku akan sembuh seperti papa dan mama, tumbuh besar dan mempunyai keluarga yang
bahagia sama seperti keluarga kita”
Mama:mMama menangis karna Mama bangga dengan Didi,
Didi pasti bisa, asal Didi rajin minum obat dan selalu teratur terapi pasti
Didi bisa sembuh, iya nak”
Didi: iya ma,J”
Itulah pertanyaan
polos dari seorang anak yang masih duduk di kelas 1 SD,
Setelah memeriksa ke
adaan Didi, ibu pun agak bernafas lega, mereka ber dua akhir nya pulang kerumah.
Pukul 07:00 malam
Ayah Didi pun pulang dari kantor, segera saja ia menemui anak semata wayang nya
yang sedang asyik bermain mobil mobilan yang baru di beli 2 hari yang lalu.
Papa: Assalamualikum Didi’’
Didi: waalaikum salam, Papa sudah pulang,
(segera memeluk ayah sambil memegang mobil mobilan nya)
Papa: Didi tadi udah cek up kan ?”
Didi: udah Pa, ‘’
Papa: wah anak Papa pintar ya sekarang, sebagai hadiah malam ini kita jalan jalan
yuk’’?
Didi: horeeeeee, jalan jalan lagi J
Ayah, Ibu ,dan Didi
pun pergi ke mall yang tidak cukup jauh dari rumah nya, semua permainan anak
anak yang ada di arena permainanan pun
mulai di coba oleh Didi, setelah itu mereka menemani Ibu berbelanja untuk
keperluan sehari hari, setelah itu barulah mereka makan malam di sebuah
restoran keluarga yang terletak di food court mall itu, semua kehangatan di
malam itu membuat mereka larut dalam kebahagiaan sungguh sangat bahagia melihat
mereka dalam suka cita , tak ada yang bisa membayangkan bahwa di balik senyum
ayah dan ibu tersimpan rasa sakit yang tertuju pada anak nya, pukul 09:00
mereka pun pulang , di dalam mobil, Didi
langsung tertidur di kursi tengah, mungkin
karna ia terlalu lelah.
Dalam keheningan ayah
pun mulai berbicara,
+” ma , bagaimana perkembangan kesehatan
Didi?”
-“sudah agak membaik mas,,,
,mas aku ga rela bila Didi harus terus terusan
menderita penyakit ini, aku takut kehilangan dia mas, kasihan dia,”
+’’ mas tau, mas juga sayang sama banget sama
Didi, mas gak bakal biarin Didi kenapa napa, mas janji, mas bakal lakuin apa
aja asalkan dia bisa sembuh, kita harus kuat
ma, kita harus yakin kalau Didi bisa hadapi ini semua”
-“ iya mas, aku bakal tetap nge support Didi,
aku gak bakal biarin dia tersiksa dengan penyakit nya ini”
+’’iya ma, makasih ya..
3 hari berlalu, Hari
ini Didi harus cek up lagi ke dokter, Ayah dan Ibu pun sudah menjemput nya di
sekolah, sampai di Rumah sakit mereka pun segera mengantri dan berkonsultasi
pada dokter, alangkah terkejut nya Ayah dan Ibu Didi setelah mendengar kabar
baik dari dokter, dokter mengatakan bahwa Didi hampir sembuh, namun dengan
syarat ia harus menjalani operasi di Singapore secepat nya, saat itu juga Ayah segera memesan tiket pesawat menuju ke
singapore untuk besok pagi, malam pun di sibukan dengan packing, Ayah berencana
apabila operasi berjalan lancar mereka akan berlibur sejenak di pulau itu, Didi
yang tidak tahu apa apa hanya tahu bahwa besok mereka akan pergi liburan ke
negara bermaskot merlion itu.
Pagi pun
menjelang, setelah Ayah, Ibu dan Didi
melaksanakan sholat subuh mereka pun berpencar, Ayah sibuk mengecek persiapan
yang akan di bawa, Ibu menyiapkan sarapan , Dan Didi yang duduk manis sambil menyaksikan
cartoon kesayangan nya Spongebob squerpants, setengah jam berlalu mereka pun berkumpul di meja makan, sarapan pagi yang nikmat pun di santap dalam
keheningan pagi yang masih agak gelap, setelah sarapan Ibu segera mandi,
setelah itu Barulah Ayah dan Didi mandi, pukul 07:00 menjelang, semua telah siap siap untuk berangkat, taksi pun segera di pesan
karna tak ada yang mengantar, setengah
jam berlalu untuk sampai di bandara karna
kemacetan yang cukup padat menghalangi aktifitas di Ibu kota, pukul 08:00 pesawat yang akan mereka tumpangi
akan segera take off, masih tersisa setengah jam untuk pengecekan identitas
mereka , pukul 08:00 pun tiba, Ayah, Ibu dan Didi pun sudah berada di pesawat,
mereka bertiga sangat menikmati perjalanan, walaupun hanya sebentar setelah itu
mereka tertidur pulas, dalam beberapa jam pesawat pun telah lending di changi
airport international singapore, Mereka lalu chek in di sebuah hotel di
singapore, setelah itu langsung menuju ke rumah sakit terbaik di sana, Didi pun Di daftarkan, setelah itu mereka
pulang untuk istirahat dan mempersiapkan keperluan untuk operasi Didi besok.
Pagi telah datang , hari ini Didi akan
melakukan operasi pada pukul 10, mereka
pun berangkat pada pukul 08:00, persiapan pun dilakukan di rumah sakit, semua
mulai di siapkan, kondisi kesehatan Didi
juga harus di siapkan agar tidak terjadi sesuatu yang buruk, 2 jam Didi
terbaring di kasur rumah sakit, pukul 10 kini telah menjelang, Didi mulai di
bawa menuju ke Ruang oprasi, Ibu dan ayah selalu berdoa demi kelancaran oprasi
Didi, saat memasuki ruang oprasi Didi mulai di bius agar ia tidak dapat
merasakan apa apa.
Detik demi detik
berlalu, amat terasa lama nya waktu berjalan , saat itu pukul 12 telah datang,
namun oprasi belum juga selesai di lakukan, waktu zuhur juga telah datang, Ayah pun mengajak Ibu
untuk melaksanakan sholat zhuhur dahulu sambil mendoa kan yang terbaik untuk
Didi, mereka pun berlalu untuk melaksanakan sholat Zuhur.
Setelah selesai
sholat dan mendoakan Didi ayah dan Ibu segera menuju ruang oprasi, dan ternyata
oprasi telah selesai di lakukan, namun Ayah dan Ibu masih belum di izinkan
untuk menemui Didi.
+” maaf pak, pasien belum boleh bertemu siapa
siapa karna kondisi nya yang belum pulih sempurna, dan di takutkan ia
terkontaminasi dengan virus virus karna sisitim imun nya yang masih amat
rentan”
“- jadi kapan kami bisa melihat nya dokter? “
+” sekitar 2 jam lagi, tenang saja pak ,buk oprasi telah berjalan dengan lancar
, sekarang anak bapak dan ibu telah sembuh total dari penyakit nya”
-“(serempak mengucapkan lafas Alhamdullilah)”
Karna masih harus
menunggu 2jam, Ayah dan Ibu kembali ke hotel untuk mempersiapkan kepulangan
Didi dan makan siang di sana, setelah makan siang mereka kembali ke rumah sakit, sekarang Didi sudah boleh di
besuk (kata dokter) , ayah dan Ibu
langsung saja masuk ke kamar Didi, Didi saat itu terbaring lemas, segera ayah
dan Ibu memeluk Didi.
+”apakah sekarang Didi telah sembuh?”
-“ iya nak, “
+” apa itu artinya kita akan jalan jalan
lagi?”
-“tentu nak, tapi besok , bukan hari ini,
karna kamu masih harus menginap di sini selama satu hari”
+”baiklah
pa, ma”
7 Tahun berlalu, didi kini sudah mulai
menginjak masa remaja, umurnya kini telah 13 tahun , saat itu ia sudah seperti
anak normal lain nya , sejak oprasi 7
tahun yang lalu, Didi tidak pernah lagi mengkonsumsi obat ataupun berulang
ulang ke rumah sakit, namun pada suatu hari ketika ia sedang ber olahraga di
sekolah , tiba tiba ia menjadi sangat lemas , kepala nya amat terasa sakit, dan
saat itu darah segar keluar dari hidung nya.
“Aku mimisan “lagi”
? Ini sering terjadi sewaktu aku kecil dulu, mengapa kini terjadi lagi?(bicara
sendiri dalam kebingungan)”
Didi pun memutuskan
untuk ke rumah sakit sepulang sekolah nanti, bell sekolah telah berbunyi, Didi
tidak di jemput hari ini karna ia mengatakan bahwa ia akan belajar tambahan di
rumah teman nya.
Didi kini telah
sampai di lobby rumah sakit terdekat, lalu ia bertanya kepada resepsionist
kemana ia harus memeriksakan kesehatan, suster pun lalu membimbing nya menuju
ruang dokter, sampai di rung dokter Didi langsung di periksa.
-“apakah dulu kamu pernah mengidap
penyakit leukimia ?”
“+leukimia ? apa itu doktera?
-“leukimia adalah kanker darah, ia menyebabkan kepala amat sakit, sering
mimisan dan cepat lelah”
+”(berkata dalam hati, “itu yang aku alami
sewaktu kecil, apakah itu maksud nya?, mengapa papa dan mama dulu mengatakan
ini hanya penyakit biasa? Apa mereka tidak ingin aku takut?, ya Tuhan ,
sekarang aku telah mengerti)”
-“nak?”
+”oh maaf dok, iya aku dulu pernah mengalami
penyakit ini, namun telah lama sembuh”
-“ nak, kanker memang kadang bisa sembuh,
tetapi ia sewaktu waktu bisa kembali lagi,,. oh ya apakah kamu pergi kesini
bersama orang tua mu?”
Pada saat itu juga Didi terdiam mendengar
pernyataan dari dokter yang menangani nya, ia juga ragu apakah harus
memberitahukan ini semua pada orang tua nya atau tidak, yang jelas saat ini ia
sedang mengalami masa yang amat berat.
-“ dik, apakah kamu pergi bersama orang tua
mu?”
+” oh , maaf dok, saya kesini sendirian dok”
-“aduh, gimana ya? Orang tua mu harus tau ini
semua, karna ini penyakit yang amat serius”
Didi berfikir , ia
tidak ingin ke dua orang tua nya mengetahui ini semua, karna jujur saja,
sewaktu ia kecil ia sering melihat Ayah
dan Ibu nya bersedih melihat ia pada saat sedang tidur, kini ia telah
mengetahui semua nya, dan iya tidak ingin melihat orang tua nya kembali
bersedih untuk yang ke dua kali nya .
+” dokter, bagaimana kalau dokter titipkan
saja surat untuk orang tua saya, nanti saya akan berikan sepulang dari sini”
-“ sebenar nya saya dari tadi sudah memikirkan
itu, tapi apakah kamu benar akan memberikan
nya kepada orang tua mu?”
+” tentu dok, saya akan memberikan nya”
-“ baiklah,
saya akan menyuruh staff untuk membuat nya, oh ya, karna kamu sangat
lama berkonsultasi kepada saya , maka kamu di kenakan biaya tambahan,”
+” loh bayar nya kan Cuma sama resepsionis
kasir, kok sekarang juga bayar sama dokter, nanti jadi 2 kali dong, uang saya
juga Cuma tinggal 20ribu,”
-“masa anak kaya kamu Cuma bawa uang segitu,
masih kurang 15 ribu lagi, coba saya liat dompet kamu, (mencari nomor telfon
rumah), oh baiklah, karna kamu masih pelajar, jadi kamu gratis”
+” aneh banget dok, tapi ya sudahlah, saya mau
pulang dulu, makasih ya pak dokter,”
-(Dokter berkata dalam hati) bila terjadi
sesuatu, no ini akan segera ku hubungi..
Setelah itu Didi
segera bergegas pulang, ia takut orang tua nya akan curiga pada nya jika pulang
terlalu senja, dalam perjalanan pulang ia terus berfikir apakah ia akan memberi
tahukan kepada orang tua nya, sementara ia takut sekali kejadian seperti dulu akan membuat
ayah dan ibu nya kembali suram.
(Berkata dalam hati)
“”ini adalah penyakitku,
maka aku lah yang harus melawan nya sendiri, bukan malah memberikan kabar buruk
ini pada orang tua ku, dan membuat semua ini menjadi lebih buruk, ya, inilah
jalan yang benar, bila aku berakhir karna penyakit ini, maka aku ikhlas karna
bagiku Allah telah memberikan yang terbaik pada ku dan mungkin sampai di
situlah akhir perjalanan hidupku, namun aku akan terus berusaha melawan
penyakit ini, walau aku sendirian, ya,
aku pasti bisa!””
Hari hari berlalu,
semakin hari kesehatan Didi semakin
drop, namun ia selalu menyembunyikan itu semua dari orang tua nya, sampai suatu hari pada saat sekolah Didi
pingsan, segera saja ia di bawa ke rumah sakit tempat ia pernah berkonsultasi,
pada saat itu dokter yang pernah menangani Didi segera menelfon no rumah orang
tua Didi yang pernah di catat oleh dokter sewaktu melihat dompet Didi.
Satu jam kemudian
Didi mulai tersadar, ia mulai melihat di sekeliling nya, ia tahu sekarang ia
sedang berada di mana, ia juga melihat ayah dan ibu nya yang sedang tertidur
karna kelelahan menjaga nya, saat itu Didi sedang menggunakan alat bantu
pernafasan, ia juga di infus, saat itu Didi hanya termenung sambil memikirkan
apakah yang terjadi barusan pada nya, ia melirik arloji nya yang menunjukan
pukul 3 sore, ia juga berfikir apakah ke dua orang nya kini telah mengetahui
tentang penyakit nya kini, itulah yang terus terusan di fikirkan Didi hingga
kondisi nya menjadi drop lagi dan kembali tertidur, hanya terasa sebentar namun
pada saat Didi tertidur ia merasakan sebuah tusukan yang cukup pedih di tangan
kanan nya yang membuat ia terbangun, saat Didi sadar ternyata seorang dokter
sedang menyuntikan sebuah obat kepada nya, ia juga melihat Ayah dan ibu nya
yang dari tadi sibuk memandangi nya, saat ia melihat jam Dinding ternyata sudah
menunjukan pukul 7:32 malam, ternyata ia
telah tertidur selama 4 jam lebih, setelah dokter selesai dengan tugas nya
dokter pun segera keluar, dan alat bantu pernafasan Didi juga telah di lepas
karna tekanan pernafasan nya sudah kembali normal, saat itu Ayah memulai
pembicaraan.
Papa: (dengan nada agak meninggi) Papa telah mengetahui semua nya Didi, dokter
Bagus yang menceritakan semua nya pada Papa, kenapa kamu menyembunyikan semua
ini? , apa kamu tidak sayang kepada Papa Dan Mama?
Didi: maafin Didi pa, ma.
Mama: Didi , mama kecewa dengan kamu, ini
masalah serius kenapa kamu tidak memberi tahu papa dean mama jauh hari, lihat kondisi kamu sekarang, semakin memburuk
Didi.
Didi: Ma Didi tau, tapi Didi gak mau nyusahin
papa dan mama lagi!
Papa: apa maksud kamu menyusahkan kami, kami
adalah orang tua mu, tidak ada posisi yang di susahkan saat ini, coba kamu
lihat mama kamu sekarang, apa kamu ga kasian?
Didi: pa, ma cukup ! apa kalian fikir Didi
selama ini ga tau apa yang Mama dan Papa sembbunyiin dari Didi? Didi capek pa ,
ma , Didi tau kalo selama ini Didi udah mengidap penyakit mematikan ini, selama
ini papa mama gak pernah ceritain ini juga kan sama Didi !
Mama: kamu itu masih kecil Didi, Kami ngga mau
kamu tau masalah penyakit ini karna kamu
pasti bisa tambah Drop!
Didi: Ma, Didi sekarang Sudah 13 tahun, apakah
itu masih terlalu kecil? Didi Sekarang
udah tau mana yang salah dan benar, Didi kecewa ma, Didi sedih kalo ingat kalo
papa dan mama sering liatin Didi tidur sambil
nangis, Didi ngerasa bersalah banget sama Papa dan Mama , Didi shok
setelah tau itu semua dari orang lain, dan bukan dari papa atau mama, sekarang
Didi benar benar hancur pa ma..
Mama:
(memeluk Didi sambil menagis) maafin
Papa dan Mama nak, tapi percayalah kami ber dua hanya ingin yang terbaik untuk
kamu.
Didi: iya ma, maafin Didi , Didi tau, Didi
juga gak maksud buat ngebentak dan Marah ke Papa dan mama, maafin Didi.
Pada saat itu mereka
bertiga saling berpelukan.
Papa: (Tertawa) Sudah sudah, Ma jangan nagis
lagi, liat tu Didi, dia yang sakit tapi
justru dia yang tegar, ayo donk ma, kasih semangat buat Didi , karna Papa yakin
pasti dia bakal lepas dari penyakit ini.
Mendengar ucapan dari
Ayah nya, Didi pun mulai tertawa, ia memebenarkan apa yang di katakan oleh papa nya barusan tadi
pada nya, saat melihat Didi tertawa lepas maka Ibu nya pun tersenyum dan
berharap suatu keajaiban akan terjadi pada putra nya.
Didi: ma? Ingat ngga waktu kecil Didi pernah
nanyain maslah kematian ke Mama? Pertanyaan yang konyol ya ma? Tapi karna
pertanyaan itu Didi selalu menanamkan sikap yang baik agar Didi bisa masuk
surga, Didi juga yakin , Papa dan Mama juga akan masuk surga, hingga akhirnya
kita akan bertemu lagi, karna papa dan mama selalu mengajarkan hal yang baik
pada Didi, Didi di ajari Sholat 5 waktu, Mengaji, puasa dan sadakoh, Didi benar
benar sayang pada kalian , dan Didi selalu berdoa supaya Allah menyayangi
kalian seperti kalian menyayangi Didi.
Mama: (meneteskan air mata) ianak , mama
bangga sama Didi, Mama dan papa juga sangat menyayangi Didi dan selalu
mendoakan Didi setiap kami sholat, Mama dan Papa akan selalu ngedukung Didi,
ingat Itu Didi.
Didi: makasih ya Ma, pa maaf ya, mungkin kali
ini Didi bakal nagis karna Didi mulai ingat kenangan kita bersama sewaktu Didi
kecil hingga sekarang , bolehkan pa? Oh ya , kalau Didi udah keluar Dari rumah
sakit ini , Didi mau kita jalan jalan
lagi ya pa, kita makan, nonton , main dan ngelakuin apa aja oke.
Papa : (hanya menangis dan mengangguk) maafin
papa Di, papa jadi ikutan nagis ni, oke Papa janji akan menuhi permintaan kamu
asalkan kamu bisa sembuh! (Menggenggam tangan Mama dan Didi dengan penuh ke
yakinan)
Tiba tiba seorang
suster masuk ke kamar Didi.
Suster : maaf pak, buk, ada yang ingin dokter
bicarakan pada kalian ber dua di ruangan nya.
Papa & Mama: ( memandang Didi)
Didi : temui dokter nya Pa, Ma, Didi mau
istirahat dan tidur dulu.
Papa: baiklah Didi, kami akan segera kembali (
mencium dahi Didi dan di ikuti oleh Mama, setelah itu berjalan menuju Pintu
keluar)
Didi: Papa, Mama, segera temui Didi ya, oh ya,
nanti bila Didi udah tidur kalian cium dan peluk Didi lagi ya,, J
Mama: ( kembali menuju kasur Didi dan mencim
nya) iya sayang, Mama pergi dulu ya..
Didi : iya ma.. J
Pada saat itu Ayah
dan Ibu Didi segera menuju ke ruangan Dokter Bagus, karna mereka tak ingin Didi
terlalu lama menunggu nya, setelah sampai dokter Bagus mengatakan kabar buruk,
bahwa kemungkinan Didi untuk sembuh hanya tinggal 15% , karna ia sudah terlalu
lama mengidap penyakit ini, dan tak segera di tangani, pada saat itu terjadi
percakapan hebat antara Dokter Bagus dan orang tua Didi, mereka mengatakan akan
melakukan apa pun asalkan Didi bisa sembuh, namun Dokter bagus tidak berani menjanjikan
apa pun, dan hanya mengharapkan mukjizat dari tuhan, bahkan ia tidak tau sampai
kapan Didi akan bertahan, namun dia berjani akan berusa sekuat mungkin untuk
membantu menyembuhkan Didi. Setelah percakapan selesai, Ayah dan Ibu Didi
Segera kembali menuju kamar Didi.
Papa: Assalamualaikum
Didi?......................, apakah jagoan Papa sudah Tidur?
Pada saat itu Ayah
dan Ibu Didi segera menghampiri Didi, mereka berdu serentak mencium pipi Didi
dan memeluk Didi, pada saat memeluk Ayah Didi mulai menagis, ia merasakan ada
yang aneh pada anak nya, tubuh Didi yang Dingin, badan nya yang kaku, membuat
ayah Didi semakin cemas, pada saat itu Ayah Didi segera memandang istri nya
dengan wajah yang tidak percaya, saat itu Ibu Didi membalas melihat wajah suami
nya, Sebenar nya ia juga merasakan hal yang sama, namun ia lebih memilih untuk
tidak mempercayai insting ia dan suami nya.
Mama:
apa maksud mu Mas melihat ku dengan wajah seperti itu, mengapa kamu
mengis, kamu tadi yang bilang bahwa tak ada yang boleh menangis iyakan? Iyakan
mas !!
Papa: (memegang pergelangan tangan Didi) dia
sudah pergi( menagis )
Mama: (menangis) ngga mungkin mas, NGGA
MUNGKIN !!?
Papa: merangkul istri nya dengan kasih sayang
yang amat dalam dengan penuh kesedihan, Didi sudah kembali sekarang kita harus
ikhlas, dia akan baik baik saja..
Pada saat itu suasana
kamar Didi hanya terdengar suara tangisan sendu, dokter dan suster masuk ke
kamar Didi dan kembali memeriksakan ke adaan nya, saat itu Ibu Didi hanya bisa
menangis saat melihat tubuh anak yang ia rawat dari kecil kini telah terbalur
kain putih seluruh nya.
Pada saat itu Ayah
Dan Ibu mulai mengerti maksud dari kata kata terakhir yang di sampaikan oleh
Didi, ia akan tidur dan ber istirahat untuk selama lama nya, Didi juga berpesan
kepada orang tua nya, agar cepat kembali menemui nya dengan maksud bertemu
di tempat lain yaitu surga.
the
end